AL WAHHAB
Al Wahhab adalah salah satu sifat Allah yang memiliki Arti Maha Pemberi Karunia. Karunia merupakan hadiah yang bebas dari imbalan dan kepentingan. Jika karunia yang bersifat seperti ini banyak jumlahnya, pihak yang memberikannya dapat disebut sebagai pemberi atau dermawan. Namun, kedermawanan tidak dapat benar-benar dibayangkan kecuali dari Allah semata, karena Dia-lah yang memberi setiap manusia apa yang dibutuhkannya, bukan untuk mendapatkan balasan atau kepentingan tertentu, sekarang ataupun dimasa yang akan datang.
Akan tetapi siapapun yang memberikan sesuatu dengan maksud agar kepentingannya terwujud cepat atau lambat, dia bukanlah pemberi dan juga dermawan. Apa saja yang belum dapat dicapai, tetapi bermaksud mencapainya dengan bermurah hati memberikan sesuatu, hal tersebut dianggap mengharapkan balasan.
Kedermawanan sejati adalah memberikan keuntungan-keuntungan kepada orang lain, namun bukan bertujuan agar si pemberi mendapat imbalan keuntungan. Sesungguhnya siapapun yang melakukan sesuatu karena akan dicela kalau tidak melakukannya, dia sedang membebaskan dirinya dengan jalan melakukan sesuatu, hal itu adalah kepentingan dan mengharapkan imbalan.
Makna lafazh 'Al Wahhab' menekankan bahwa pada hakikatnya tidak mungkin tergambar dalam benak, mengenai adanya yang memberi, siapapun yang membutuhkannya tanpa mengharapkan imbalan atau tujuan duniawi atau ukhrawi, kecuali Allah SWT.
Karena siapa yang memberi disertai dengan tujuan duniawi atau ukhrawi, baik tujuan itu berupa pujian, meraih persahabatan, menghindari celaan atau mendapatkan kehormatan, dia bukanlah 'Wahhab'. Makhluk tidak mungkin memberi secara berkesinambungan sedang Allah dapat memberi secara berkesinambungan dan tanpa batas.
Berikut ini adalah beberapa bukti bahwa Allah Memiliki sifat Wahhab.
Artinya: Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi. (QS. Shaad:9)
Artinya: (Mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)'. (QS. Ali Imran:8)
Artinya: (Nabi Sulaiman) ia berkata : Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.' (QS. Shaad:35)
Al Wahhab, Dia adalah Maha Pemberi. Pemberian-Nya tanpa syarat, juga tanpa batas. Tak terukur, juga tak ternilai. Tak ada satupun yang mampu menyamai pemberian-Nya. Tak pula satupun yang mampu menghitung anugerah-Nya. Langit diberi-Nya awan, agar manusia di bumi ternaungi, agar air kembali turun ke bumi dan menyuburkan tanah, agar para sastrawan juga mendapat inspirasi. Diberikan manusia sebaik-baik rupa, setinggi-tinggi akal untuk menalar, sedalam-dalamnya hati untuk merasa, daya untuk berusaha sekuat-kuatnya.
Contoh Pengamalan Asmaul Husna Dalam Kehidupan:
Jika kita diberikan karunia dari Allah yang lebih seperti harta yang banyak, kepandaian, akal dan fikiran yang jernih, maka saat ada orang lain yang membutuhkan karunia yang kita miliki sebaiknya kita juga memberikan sebagian karunia kita untuk orang tersebut. Contohnya pada saat ada orang yang kekurangan, kita memberikan sebagian harta yang dimiliki dengan ikhlas. Saat ada orang yang sedang kesulitan mengerjakan sesuatu kita ikut memberikan bantuan baik berupa akal, pikiran tenaga, harta, dan sebagainya dengan didasari rasa tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan.
.
Sabtu, 12 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar